Gagal Bayar Males Mayar ,Stunting bikin Genting, Miskin Exsrim bikin Sekarat Pemkab Kuningan gas Pol Ger cep dan berkolaborasi dalam penekanan yang pasti
Contoh Manusia dampak Stunting ,gede henteu leutik hente yang penting Barang na gede brot .
KUNINGAN _ FORWADES COM
Stunting bukanlah sebuah permasalahan baru bagi dunia bahkan Indonesia. Negeri ini menargetkan 14% prevalensi stunting di tahun 2024. Hal ini sepertinya menjadi PR besar bagi pemerintah. Pasalnya prevalensi stunting di tahun 2023 masih berada di angka 21,6%. Artinya Pemerintah harus menurunkan kembali 7,6% agar target 14% tercapai atau 3,8% per tahun.
Secara nasional prevalensi stunting menurun sejak tahun 2023 sampai tahun 2024 sebesar 6,1%. Ironisnya dari penurunan prevalensi stunting tercium adanya manipulasi data dari Pemda. Anak usia 5 tahun tidak lagi dimasukkan ke dalam database, padahal stunting bisa terjadi sampai usia remaja. Kemudian ada peningkatan prevalensi stunting dibeberapa daerah bahkan dikatakan sebagai wilayah miskin ekstrim. Yang sebenarnya berkolerasi antara kemiskinan dan stunting pada anak.
Kabupaten Kuningan misalnya, yang merupakan Kabupaten miskin ekstrim ke-dua di Jawa Barat. Prevalensi stunting-nya meningkat pada tahun 2023 sebesar 1,25% dari semula 5,35% menjadi 6,5 %. Dengan perhitungan ada 4.798 balita stunting dari jumlah total 72.169 balita dan pada tahun 2024 sedikit naik brot ,kader nulisnya katanya
Tentunya untuk menurunkan prevalensi stunting agar sesuai target yang ditetapkan dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Pemerintah melakukan berbagai upaya. Salah satunya meminta kepada seluruh daerah untuk memfokuskan penurunan stunting melalui intervensi gizi. Hal ini tertuang dalam Perpres nomor 72 tahun 2021.
Sebenarnya apa intervensi semua itun apakah ini solusi tepat untuk menurunkan prevalensi stunting di negeri ini?.semoga kabupaten Kuningan bisa gas poool ,
Tim
Post a Comment